Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya, Kombes Komarudin, menyatakan bahwa meskipun jumlah kendaraan di Jakarta pada tahun 2025 mencapai lebih dari 25 juta unit, tingkat kemacetan di ibu kota justru mengalami penurunan. Data menunjukkan pertumbuhan kendaraan sebesar 2,93% dari 24.337.790 menjadi 25.072.585 unit di akhir tahun.
Pertumbuhan Kendaraan dan Tantangan Parkir
Komarudin merinci pertumbuhan mobil penumpang mencapai 93.621 unit. Ia menggambarkan tantangan parkir dengan asumsi satu kendaraan sepanjang 2 meter, yang membutuhkan ruang sekitar 180 kilometer untuk menampung seluruh kendaraan baru tersebut.
Penindakan Tegas Melalui E-TLE
Polda Metro Jaya terus berkomitmen menjaga keamanan dan ketertiban lalu lintas melalui penindakan berbasis kamera elektronik, Electronic Traffic Law Enforcement (E-TLE). Komarudin menegaskan bahwa penindakan E-TLE tidak mengenal kompromi.
“Jadi siapapun pengguna jalan, tidak memandang dari instansi mana, jabatan dari apa, karena yang disasar adalah perilaku dari para pengguna. Kendaraan dinas TNI, kendaraan dinas Polri, kendaraan dinas pemerintah daerah, siapapun yang melakukan pelanggaran, otomatis akan ter-capture oleh kamera e-TLE. Ini tidak bisa tawar-menawar, tidak bisa negosiasi,” ujar Komarudin.
Konsep penegakan hukum ini diharapkan dapat mengubah perilaku pengendara dan menumbuhkan budaya tertib berlalu lintas.
Program Mandala Quick Respons Efektif Urai Kemacetan
Meskipun angka kecelakaan lalu lintas di tahun 2025 masih tergolong tinggi, yang salah satunya disebabkan oleh banyaknya pelanggaran, program ‘Mandala Quick Respons’ terbukti efektif dalam mengurai kepadatan arus lalu lintas. Program kolaborasi Polda Metro Jaya dan Pemprov DKI Jakarta ini memanfaatkan ribuan CCTV untuk pemantauan lalu lintas secara real-time.
“Pemanfaatan Mandala Quick Respons terbukti mampu mengurai kemacetan. Kita akan memantau ruas-ruas jalan yang memang saat itu terjadi kepadatan. Sehingga kami bisa dengan cepat menggeser personil-personil kami kepada titik-titik yang memang membutuhkan penanganan segera,” jelas Komarudin.
Mandala Quick Respons bertujuan mempercepat respons darurat seperti ambulans dan derek, serta penanganan kemacetan dengan mengoptimalkan jalur melalui posko kendali terpadu dan operator gabungan dari Polri, Dishub, dan Satpol PP. Inovasi ini diklaim mampu mengembalikan masyarakat ke rumah masing-masing satu jam lebih cepat, dengan penguraian kepadatan lalu lintas yang optimal pada pukul 20.30 hingga 21.30.






